Informasi Baru Islam Tata Cara Adzan dan Iqomah

Posted at  19.16  |  in  TataCara

Adzan dan Iqomah merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :



“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang diberi amanah, maka Yang Mahakuasa memberi petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan untuk para muadzin”
Pengertian Adzan
Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan. Sebagaimana Yang Mahakuasa SWT berfirman dalam surat At Taubah Ayat 3:
 وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ
“dan ini ialah undangan dari Yang Mahakuasa dan Rasul-Nya kepada umat manusia”
Dan makna adzan secara istilah ialah undangan yang menandai masuknya waktu shalat lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
Hukum Adzan
Ulama berselisih pendapat wacana hukum Adzan. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum azan ialah sunnah muakkad, namun pendapat yang lebih berpengaruh dalam duduk perkara ini ialah pendapat yang mengatakan hukum adzan ialah fardu kifayah[3]. Akan tetapi perlu diingat, hukum ini hanya berlaku bagi laki-laki. Wanita tidak diwajibkan atau pun disunnahkan untuk melaksanakan adzan[4].
Syarat Adzan
1.      Telah Masuk Waktu Shalat
Syarat sah adzan ialah telah masuknya waktu shalat, sehingga adzan yang dilakukan sebelum waktu solat masuk maka tidak sah.
2.      Berniat adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam hatinya bahwa ia akan melaksanakan adzan dengan nrimo untuk Yang Mahakuasa semata.
3.      Dikumandangkan dengan bahasa arab
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan jikalau menggunakan bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yang berpendapat demikian ialah ulama dari Madzhab Hanafiah, Hambali, dan Syafi’i.
4.      Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
Maksudnya ialah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan-kesalahan pengucapan yang hal tersebut mampu merubah makna adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan terperinci dan benar.
5.      Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang sahih.
6.      Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya ialah hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yang lain diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan menyerupai bersin.
7.      Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di daerah muadzin
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar oleh orang yang tidak berada di daerah sang muadzin melaksanakan adzan. Hal tersebut mampu dilakukan dengan cara mengeraskan bunyi atau dengan alat pengerasa suara.

Sifat Muadzin
1.      Muslim
Disyaratkan bahwa seorang muadzin haruslah seorang muslim. Tidak sah adzan dari seorang yang kafir.
2.      Ikhlas hanya mengharap wajah Allah
Sepatutnya seorang muadzin melaksanakan adzan dengan niat nrimo mengaharap wajah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Tetapkanlah seorang muadzin yang tidak mengambil upah dari adzannya itu.”
3.      Adil dan amanah
Yaitu hendaklah muadzin adil dan amanah dalam waktu-waktu shalat.
4.      Memiliki bunyi yang bagus
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada sobat Abdullah bin Zaid: “pergilah dan ajarkanlah apa yang kau lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, alasannya ialah ia memiliki bunyi yang lebih cantik dari pada suaramu”
5.      Mengetahui kapan waktu solat masuk
Hendaknya seorang muadzin mengetahui kapan waktu solat masuk sehingga ia mampu mengumandangkan adzan sempurna pada awal waktu dan terhindar dari kesalahan.
                        
Lafazh Adzan:

4x     اَللهُ اَكْبَرُ

2x     اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ

2x     اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

2x     حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ

2x     حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ

2x     قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ

2x     اَللهُ اَكْبَرُ

1x     لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Yang Dianjurkan bagi Muadzin
1.      Adzan dalam keadaan suci
Hal ini berdasarkan dalil-dalil umum yang menganjurkan biar insan dalam keadaan suci dikala berdizikir (mengingat) kepada Allah.
2.      Adzan dalam keadaan berdiri
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salamdalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar : “berdiri wahai bilal! Serulah insan untuk melakukukan solat!”
3.      Adzan menghadap kiblat
  Menghadap kiblat artinya menghadap ke Baitullah (mekah)
4.      Memasukkan jari ke dalam telinga
Ini ialah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sobat Bilal dikala adzan.
5.      Menyambung tiap dua-dua takbir
Maksudnya ialah menyambungkan kalimat Allahu akbar-allahu akbar, tidak dijeda antara keduanya.
6.      Menolehkan kepala ke kanan dikala mengucapakan “hayya ‘alas shalah”dan menolehkan kepala ke kiri dikala mengucapakan “hayya ‘alal falah”.
7.      Menambahkan “ash shalatu khairum minannaum” pada azan subuh.

Pengertian Iqamah
Iqamah secara istilah maknanya ialah pemberitahuan atau undangan bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.
Hukum Iqamah
Hukum iqamah sama dengan hukum adzan, yaitu fardu kifayah. Dan hukum ini juga tidak berlaku untuk wanita.
Sifat Iqamah

2x     اَللهُ اَكْبَرُ

1x      اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ

1x      اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ

1x      حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ

1x     حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ

2x     قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ

2x      اَللهُ اَكْبَرُ

1x      لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ

Apakah yang Melaksanakan Iqamah Harus Orang yang Mengumandangkan Adzan?
Sebagian besar ulama’ mengatakan hukumnya ialah hanya proposal dan tidak wajib, sebagaimana kebiasaan Sahabat Bilal, dia yang adzan dia pula yang iqamah. dan boleh hukumnya jikalau yang adzan dan iqamah berbeda.
Demikianlah Semoga bermanfaat bagi kita semua wassalamualaikum wr. wb.

Share this post

Tentang Hidup itu Indah

Kami menyediakan berbagai macam peci kopiah songkok, dengan harga murah dan grosir. Jualpecisongkok.com.

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 Hidup Itu Indah.
Powered by Themes24x7 .
back to top