Informasi Baru Islam Pengertian Puasa dan Macam-Macam Puasa dalam Islam

Posted at  19.16  |  in  lainnya



Asslamaualaikum Wr. Wb. Apakabar Sobat KAI Semoga Kita Masih diberikan Kesehatan Selalu Oleh Tuhan SWT, Pada kesempatan kali ini Kita akan membahas mengenai Pengertian Puasa mungkin tidak Asing lagi ditelinga Sobat KAi Tentang  Pertian puasa bagi umat muslim di seluruh dunia, merupakan adegan integral dari sikap penyerahan diri sebagai makhluk di hadapan pencipta, Al-Khaliq. Kapan dilaksanakan, apa yang menjadi dorongan, dan bagaimana cara melaksanakan puasa akan menentukan apakah puasa tersebut bernilai sebagai ibadah wajib, sunah, makruh, atau bahkan bisa menjadi perbuatan yang haram.

Pengertian Puasa
Pengertian puasa dalam kaidah bahasa bisa diartikan sebagai menahan. Menahan di sini, yaitu menahan dari hal-hal yang masuk ke dalam lisan dalam bentuk makanan dan minuman, bahkan juga diartikan menahan dari perbuatan dan bicara.

Dalam petikan surat Maryam ayat 26 dijelaskan bahwa, ”Sesungguhnya saya telah Aku telah bernazar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, sebetulnya Aku tidak akan berbicara dengan seorang insan pun pada hari ini."

Sementara Pengertian puasa menurut secara syariah Islam disepakati para ulama, yaitu menahan dari apa pun yang membatalkan puasa, disertai niat untuk berpuasa dari terbit fajar hingga karam matahari (maghrib). Ada pula sebagian ulama yang mendefinisikan kata-kata ’membatalkan puasa’ itu sebagai perbuatan dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin.

Dalam selain agama Islam, dikenal pula acara puasa. Para pendeta, misalnya senantiasa melaksanakan puasa untuk menambah pahala, kaum Yahudi pun mengenal puasa bicara. Puasa bagi umat Buddha dan sebagian Yahudi merupakan adegan dari acara bertapa.

Bagi umat muslim, salah satu pesan yang tersirat melaksanakan puasa ialah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Swt dan memperoleh derajat yang agung di hadapan Tuhan Swt berupa ketakwaan. Hal ini menyerupai dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, yang artinya, ”Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang sebelum kamu, semoga kau bertakwa.”

Selain puasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, umat muslim mengenal puasa lain yang sifatnya sunah, menyerupai puasa Senin-Kamis, yakni puasa setiap hari Senin dan Kamis saja. Karena sifatnya puasa sunah, maka tidak ada kewajiban dan paksaan dalam pelaksanaannya.

Di samping puasa Senin-Kamis dikenal pula puasa nazar, yaitu puasa atas karena atau tujuan tertentu yang diniatkan akan berpuasa apabila sebab-sebab itu terjadi. Misalnya, seseorang bernazar ”Saya akan puasa seminggu penuh kalau diterima jadi pegawai negeri sipil”. Setelah ia berhasil menjadi PNS, maka terkena hukum wajib untuk puasa seminggu penuh tersebut hingga kapan pun dan akan menjadi utang manakala belum dilaksanakan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila seseorang tidak dapat melaksanakan puasa nazar, maka ia wajib memerdekakan budak sahaya atau kalau tidak ada, ia wajib memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin.

Puasa-puasa sunah lain di antaranya ialah puasa nisfu Sya’ban yang dilaksanakan pada awal atau pertengahan bulan Sya’ban, puasa pertengahan bulan, puasa Asyura yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharam, puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 bulan Haji untuk orang yang tidak sedang melaksanakan haji, atau puasa 6 hari di bulan Syawal sebagai puasa sunah penyempurna ibadah puasa Ramadhan.

Puasa Bagi Kehidupan Manusia
Kemampuan setiap orang dalam mengendalikan dirinya merupakan aspek penting dalam pergaulan insan untuk menuju tata kehidupan yang harmonis, penuh tenggang rasa, dan cinta kasih. Dengan argumen demikian, semakin terlihatlah bahwa arti puasa memiliki tugas penting dalam kehidupan manusia.

Puasa bukanlah sekadar menahan rasa lapar dan haus atau sebuah tindakan yang seperti menawarkan sikap empati terhadap orang-orang yang sedang mengalami kelaparan, sehingga pada dikala waktu puasa berakhir, terkadang kita jadi sedikit berlebihan dalam hal makan dan minum.

Selain itu, berlebihan juga untuk menawarkan bahwa berpuasa ialah suatu tindakan untuk menawarkan sikap empati kita kepada orang-orang yang kelaparan. Puasa kita memiliki batas tamat waktu dan kita punya makanan untuk mengakhiri puasa. Namun, puasa orang-orang yang sedang kelaparan tidak memiliki kejelasan akan batas tamat waktu. Begitu pula dengan persediaan makanan untuk mengakhirkan puasanya.

Puasa bagi umat Islam ialah menahan diri dari makan dan minum, serta menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Waktunya dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Itu pun harus disertai niat dan syarat-syarat tertentu.

Di dalam agama Islam, puasa ialah salah satu rukun Islam yang ketiga, yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Banyak jenis puasa yang ada di dalam anutan agama Islam, ada yang wajib dilaksanakan dan ada yang sunah untuk dilaksanakan. Salah satu puasa wajib bagi umat Islam ialah puasa Ramadhan.

Puasa Ramadhan wajib dikerjakan oleh semua umat Islam, kecuali orang-orang yang dibolehkan untuk tidak berpuasa, tapi itu juga harus dibayar pada hari lain, selain bulan Ramadhan.

Puasa sunah boleh dikerjakan dan boleh juga tidak. Apabila dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak apa-apa. Contoh puasa sunah ialah puasa hari senin dan kamis atau puasa arafah.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari berpuasa. Sebagai umat Islam puasa di bulan Ramadhan tidak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi juga menahan lainnya, menyerupai yang sudah disebutkan tersebut. Berikut ini ialah manfaat dari berpuasa bagi diri kita sendiri.

Pengertian puasa yang pertama ialah kesepakatan bahwa kita akan mencar ilmu jujur pada diri sendiri. Seseorang yang menjalani puasa secara nrimo akan bersikap enggan untuk membohongi diri sendiri. Sekalipun tidak ada orang yang melihat, ia tidak akan mencuri-curi kesempatan untuk makan dan minum atau melaksanakan hal lain yang dapat membatalkan puasanya.

Sikap ini didorong oleh impian untuk mendapatkan suatu kepuasan batin. Apabila ada seseorang yang mengaku berpuasa, namun tidak memiliki kejujuran pada dirinya sendiri, mungkin ia akan mendapatkan pengukuhan kesalehan dari orang lain. Namun, jauh dilubuk hatinya, pengukuhan yang ia dapat dari orang lain itu tidak akan pernah mendatangkan kepuasan bagi batinnya.

Kemenangan hakiki dalam setiap pertarungan hanya akan bisa memuaskan batin, jikalau didapat dengan cara-cara yang jujur. Di luar itu, kemenangan hanya akan jadi realitas semu. Demikian juga dalam pertarungan melawan hawa nafsu, hanya kita sendiri yang tahu. Dengan cara apa kita berhasil memenangkannya? Cara jujur atau curang?

Mengingat Pertian puasa ialah kesepakatan bahwa kita akan bersikap jujur pada diri sendiri, andai kita berbuat curang, dengan sendirinya kita telah berada di luar kesepakatan tersebut. Otomatis puasa yang kita jalani akan jadi kehilangan makna dan pahalanya tidak ada.

Bagaimana orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa, tapi melaksanakan tindakan yang tidak jujur, menyerupai mencuri. Hal tersebut dikembalikan lagi kepada pribadinya sendiri, apakah ia memahami arti puasa itu sendiri.

Jangan mencontoh pada yang buruk, tapi contohlah yang baik. Laksanakanlah puasa dengan kejujuran dan hasil yang kita dapat pun akan terasa ketika waktu berbuka puasa tiba.

Melatih anak berpuasa semenjak dini juga, dapat melatih anak tersebut untuk bersikap jujur. Hal tersebut membuat anak menjadi mengerti apa arti berpuasa di kemudian harinya.

Pengertian puasa yang kedua ialah pengendalian diri (self control). Ketika menjalani puasa, kita akan berhadapan dengan hal-hal yang sebenarnya dihalalkan bagi kita. Namun, karena kita sedang berpuasa, hal-hal yang halal tersebut untuk sementara waktu diharamkan bagi kita. Kita pun dengan suka rela mendapatkan ketentuan ini.

Kita tidak boleh memakan dan meminum semua makanan dan minuman halal yang kita punyai. Kita juga dilarang melaksanakan korelasi suami istri dengan pasangan hidup kita yang sah. Anehnya, kita tidak berkeberatan  dengan hal itu. Bahkan, mematuhinya. Kenapa?

Karena kita betul-betul menyadari ihwal arti puasa bahwa mengendalikan diri ialah aspek penting bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya kemampuan dalam mengendalikan diri, sangat sulit untuk membedakan mana insan dan mana binatang.

Bisa dibayangkan jikalau setiap orang sanggup untuk mengendalikan dirinya, sanggup untuk mengendalikan keinginannya dalam kehidupan sehari-hari, dunia ini akan tentram tanpa kejahatan. Bayangkan, dengan berpuasa, seseorang bisa mendapatkan ketentuan yang mengharamkannya untuk menikmati sesuatu yang sebenarnya halal baginya.

Dengan hal tersebut, sesuatu yang benar-benar haram pasti akan segera ditinggalkan. Bukannya mencari dalih bagaimana caranya menghalalkan sesuatu yang nyata-nyata haram supaya bisa dikorupsi secara aman.

Dengan rajin beribadah puasa, insan bisa terhindar dari segala macam penyakit hati, menyerupai sombong, kikir, iri hati, dendam, dan sebagainya. Hati kita akan tentram dan damai, apabila kita bisa mengendalikan diri kita. Semoga Pertian puasa tersebut dapat bermanfaat dan menambah keimanan dan ketakwaan Kita.
Sekian dulu Postingan Kali ini Semoga Bermanfaat Bagi kita Semua, Wassalmualaikum Wr. Wb.

Share this post

Tentang Hidup itu Indah

Kami menyediakan berbagai macam peci kopiah songkok, dengan harga murah dan grosir. Jualpecisongkok.com.

About-Privacy Policy-Contact us
Copyright © 2013 Hidup Itu Indah.
Powered by Themes24x7 .
back to top